Inilah Karyaku – Sabtu, 05 April
2014 – 23:15 WIB
Misteri Orang
Gila di Emper Toko Indomaret SPN Lido
Karya:
Slamet Priyadi
orang gila tua renta itu bertubuh kurus
dan kumal
berwajah lusuh penuh peluh kotor dan
berdaki
berambut gimbal dipenuhi debu yang menggumpal
berbaring di emperan toko Indomaret yang
sepi
di tepi jalan yang macet jalan raya
Ciawi-Sukabumi
sejak tadi pagi hingga sampai sore hari
orang gila itu tak pernah beranjak pergi
dari tempatnya berbaring di emper toko
yang bising
tak ada satu pun orang yang peduli dan
empati
semua terbelenggu dengan kesibukan
masing-masing
dengan orang gila tua renta itu yang
nampak kurus kering
sementara di jalan raya Ciawi-Sukabumi
kemacetan berbagai jenis kendaraan
semakin menjadi-jadi
dipenuhi ratusan kendaraan putaran akhir
kampanye legislasi
aku seberangi jalan menelusup di
sela-sela kendaraan
lalu hampiri orang gila itu yang masih
berbaring di emperan
aku sapa orang gila itu tapi tetap diam
membisu
hanya matanya nanar sedikit mendelik menatapku
seperti heran masih ada orang yang
memperhatikan
dengan dirinya orang gila yang tak punya
masa depan
beberapa saat kemudian ia duduk senderan
di dinding rolling dor toko yang tutup libur
akhir pekan
masih tetap diam hanya matanya menatap
kosong ke depan
tak peduli dengan ramai, macet dan suara
bising kendaraan
meski hati berdebar serasa bergidik sedikit
gentar
aku beranikan duduk di sisinya dan menyapanya
kembali
“bapak, sedari pagi tetap di sini apakah
sudah makan, pak?”
orang gila tua renta itu tetap diam tak
berkata-kata
hanya menggeleng-gelengkan kepalanya
perlahan
lalu aku ambil bungkus nasi rames yang
ada dalam tasku
yang tadi aku beli di kantin kantor dan
aku tawarkan kepadanya,
“bapak, ini ada sebungkus nasi rames,
silahkan dimakan, pak”
orang gila tua renta itu tetap
menggeleng-gelengkan kepalanya
akan tetapi kali ini dia menjawabnya dengan
suara terbata-bata,
“nak, terimakasih atas perhatian dan
kebaikannya pada bapak,
terus terang bapak sudah tak butuh makan,
nak!”
mendengar jawaban seperti itu aku
benar-benar heran
dan tak habis pikir, “oya... begitukah,
pak?”
“kalau begitu ini ada sedikit uang untuk
bapak,
barangkali ini akan ini lebih bermanfaat
untuk bapak kelak!”
aku ambil selembar uang limapuluhribuan
dari dompetku
lalu kusodorkan ke tangan kanannya yang
kurasakan hanya
seperti menyentuh tulang, tak ada kulit
yang melapisinya
lagi-lagi aku heran tak habis pikir dan
bertanya-tanya?
orang gila tua renta itu menolak uang
pemberianku seraya berkata,
“Nak, sekali lagi terimakasih! Bapak
sudah tak membutuhkan apapun
yang bersifat keduniawian, berikanlah
uang itu untuk keluarga
itu akan lebih bermanfaat, dan bapak
doakan
semoga kelak anak dan keluarga diberikan
hidayah
dan rizqi yang banyak dari Tuhan Yang
Maha Kasih.”
“Jika demikian, saya mohon maaf, pak!
mungkin sikap saya tadi
kurang sopan dan telah membuat bapak
tersinggung
rumah saya di dekat sini pak, saya
kembali dulu.”
setelah berkata demikian aku pun segera
berlalu
tapi baru tiga langkah aku tinggalkan
tempat orang tua itu
salah seorang yang melihatku berbicara
bertanya kepadaku,
“maaf, pak! tadi bapak sepertinya bicara
sendirian
Dengan
siapakah bapak berbicara tadi?”
mendengar pertanyaan demikian, aku jadi
terheran-heran
dan segera menoleh ke belakang menatap ke
arah
tempat tadi aku menyapa dan bicara dengan
orang tua gila
dan di sana memang tak ada siapa-siapa
aku jadi berpikir dan bertanya-tanya
sendiri dalam hati
sebenarnya siapakah dan kemanakah orang
tua renta gila itu?
hening sejenak, barulah aku temukan
jawabannya
rupanya aku sendirilah yang menjadi orang
gilanya
ha ha ha ha ha... aku jadi tertawa geli
ada-ada saja pengalaman orang gila
misterius ini
Bumi
Pangarakan, Bogor
Sabtu,
05 April 2014 – 22:06 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar