Minggu, 13 Februari 2022

MANGIR MEMBARA By Apung Swarna

MANGIR MEMBARA Episode 1 By Apung Swarna Agak lama Prasaja berada di tepi kali Praga, dan setelah matahari melewati puncak langit, Prasaja segera berdiri lalu pulang ke rumah ayahnya. - Perutku sudah lapar, sampai di rumah mudah-mudahan nasinya sudah masak – desis Prasaja. Beberapa saat kemudian, langkah kaki Prasaja pun terayun menuju rumah ayahnya, dan ternyata ayahnya sudah menunggunya. - Makan siang sudah siap Prasaja – kata ayahnya, lalu ayahnya berkata lagi – tadi Lindri memasak sayur asam dan ikan asin -. Prasaja melangkah menuju ruang dalam, di sana ada sebuah cething yang berisi nasi bersama sayur asem yang ditempatkan di sebuah mangkuk gerabah. -Ya ayah, kebetulan perutku sudah lapar – jwab Prasaja – Adi Rumeksa dan Adi Pamungkas pergi berlatih? – -Ya, hari ini dan besok pagi, para pengawal masih berlatih, lusa mungkin mereka beristirahat – kata ayahnya. Tak lam kemudiankedua orang ayah dan anak itu menikmati makan siang di ruang dalam. -setelah berjalan mengitari Kademngan Srandakan dari pagi sampai siang, terasa sayur asam dan ikan asin ini segar sekali, tepat untuk perut yang lapar – kata Prasaja sambil tersenyum. -Ya, makannya tambah lagi Prasaja, nasinya masih banyak – kata ayahnya. -Ya, ayah – jawab Prasaja singkat. Lindri tersenyum, hatinya menjadi senang ketika melihat ayah dan kakaknya makan sayur asam buatannya dengan lahapnya. Matahari terus bergerak ke arah barat, dan awan mendung mulai menggantung di langit Mangir, sinar surya berusaha menerobos beberapa awan kelabu yang bergerak tertiup angin, dan ketika senja telah berlalu, temaram pun segera menyelimuti di semua tempat di Kademangan Srandakan. Malam itu gerimis mengguyur di seluruh tlatah Mangir, menjadikan suasana di rumah Ki Kuwung, mantan jagabaya Kademangan Srandakn menjadi sepi. Slamet Priyadi di Kp. Pangarakan, Lido –Bogor – Sabtu, 29 Desember 2022 - 11:25 . WIB. ( B E R S A M B U N G ). -Tengah malam – kata seorang nenek sambil memeluk cucu satu-satunya dan nenek itu segera menyelimuti cucunya dengan kain lusuh miliknya. -Kasihan, genduk kedinginan – katanya perlahan – Setelah kedua orang tuanya, hanya dia milikku yang paling berharga, cucuku satu-satunya – Menjelang fajar, suara kokok ayam hanya terdengar beberapa kali, gerimis pun telah berhenti, di bang wetan, matahari yang mengintip dari balik bukit, dengan sinarnya yang kemerahan-merahan tak mmpu menembus awan yang menyelimuti bumi Kademangan Srandakan. Pagi tu Rumeksa dan Pamungkas telah berangkat berlatih bersama para pengawal Kemngiran, dan Prasaja tidak mempunyai rencana untuk ke luar rumah, hari ini ia akan membantu ayahnya membelah kayu bakar di halaman belakang. Ki Kuwung pun tersenyum keika Prasaja berkata – Biar aku saja yang membelah kayu bakar tu, ayah beristirahat saja di dalam rumah -. -Ah, apa enaknya hanya berdiam diri Prasaja, biarlah, ayah masih kuat membelah kayu bakar ini – kata ayahnya. Matahari tak henti-hentinya terus bergerak ke arah barat, setelah membantu ayahnya membelah kayu bakar, Prasaja kemudian duduk di lincak bambu di samping rumah. Hari hampir sore, ketika tiba-tiba timbul keinginan Prasaja untuk berjalan-jalan ke sungai. -Biasanya pada waktu sore hri para gadis kademangan Srandakan banyak yang mencuci pakaian atau mengambil air di belik dekat sungai, apakah saat ini Warih masih pergi ke sungai mencuci pakaian seperti dahulu bersama teman-temannya? – tanya Prasaja kepada dirinya sendiri. Prasaj pun bangkit berdiri, kepada ayahnya ia pamit akan berjalan-jalan tidak jauh dari rumahnya. Setelah keluar dari regol, Prasaja berjalan beberapa puluh langkah dan setelah melewati sebuah pertigaan di dekat pohon gayam, maka ia pun berbelok ke kanan, lalu menyusuri jalan setapak menuju sungai yang mengalir tidak jauh dari rumhnya. -Warih, tenangkan, tidak ada apa-apa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan – kata Prasaja sambil memandang tajam ke arah tebing sungai di depannya. Beberpa saat kemudian, dari tebing tebing sungai yang berjarak beberapa puluh puluh langkah di depannya, muncul dua orang pemuda yang sedang berjalan menuju ke arahnya. Prasaja terkejut ketika melihat dua orang yang berjalan itu, sedangkan dua orang itu pun juga terkejut ketika melihat Prasaja yang berdiri bersama empat orang gadis yang tadi dilihatnya berada di tepi sungai. -Hm yang datang ternyata adalah dua orang murid padepokan Ringin Telu – kata Prasaja perlahan. Setelah keduanya semakin dekat, Prasaja berkata kepada kedua orang pemuda itu – ternyata yang berada di sungai adalah Maruta dan kau Adi Wicara, kalian berdua telah membuat para gadis yang sedang berada di sungai menjadi terkejut dan ketakutan-. Setelah tertawanya mereda, ia pun berkata – Kau lucu sekali Prasaja, setelah tertawanya mereda, ia pun berkata – kau lucu sekali Prasaja, apakah ada larangan apabila ada seseorang yang ingin berjalan di tepi sungai? -. -Ada Maruta, ada, para gadis ini ketakutan karena kalian berjalan di tepi sungai sebelah selatan Maruta, tepi sungai di sebelah selatan adalah untuk tempat perempuan, seharusnya kau berada di sebelah utara, tempat itu untuk laki-laki – kata Prasaja. -Prasaja, kau tahu, aku bukan orang Srandakan, jadi aku tidak mengetahui aturan yang berlaku di sungai ini – kata Jaka Mruta membela diri. -Kau membuat gadis-gadis ini menjadi berlari ketakutan, Maruta – kata Prasaja. -Menyentuh pun aku tidak – kata Jaka Maruta yang wajahnya masih tetap tenang, tetapi ia segera menggeser tubuhnya ketika melihat Wicara akan bergerak mendekati Prasaja, aku berdua lewat, aku tidak akan berbuat apa pun, apalagi mengganggu gadis-gadis cantik ini -. Setelah itu Jaka Maruta menggeser badannya sehingga berhadapan dengan Warih, lalu membungkukkan badannya sambill berkata – Selamat sore Warih, aku Jaka Maruta, aku minta maaf karena telah membuatmu terkejut, hanya lewat di sungai itu, dan sekarang aku akan meneruskan perjalananku – Warih tidak menjawab, ia berdiri di belakng Prasaja bersama tiga orang temannya. Setelah berkata demikian, Jaka Maruta segera menarik tangan Wicara, lalu mereka berdua berjalan meninggalkan Prasaja yang masih berdiri bersama empat orang gadis Kademangan Srandakan itu. Jaka Maruta dan Wicara terus melangkah, setelah berjalan agak jauh maka Wicara pun berkata – Kakang Maruta kenapa kakang mengalah, sebaiknya tadi kakang menantang kakang Prasaja -. -Bertarung? Jangan tergesa-gesa adi Wicara, kau ingin gadis-gadis itu menjerit ketakutan dan para pengawal Kademangan Srandakan berdatangan ke tepi sungai? – kata Jaka Maruta. Wicara tidak menjawab, lalu Jaka Maruta pun melanjutkan perkataannya – tetapi betul katamu adi Wicara ternyata Warih memang seorang gadis yang cantik, dan Prasaja merupakan sebuah penghalang bagiku -. -Ya – jawab Wicara pendek. -Tanganku sudah gatal, Prasaja harus aku singkirkan, besuk kita akan membuat sebuah gara-gara, Prasaja akan aku hajar dan aku akan buat tubuhnya menjadi babak belur – kata Jaka Maruta. -Aku saja yang membuatnya babak belur – kata Jaka Maruta. -Aku saja yang membuatnya babak belur kakang, aku akan tantang dia, aku nanti yang akan menghajar kakang Prasaja – kata Wicara. -Jangan adi Wicara, ini adalah urusn tentang Warih, ini urusanku dengan Prasaja, ingat, kau tidak usah ikut campur persoalan Warih adi Wicara, persoalan ini aku akan selesaikan sendiri – kata Jaka Maruta sambil tertawa. Wicara tidak menjawab, mereka berduaa masih berjalan lurus, setelah melewati pohon gayam, maka bayangan mereka berdua telah hilang terhalang pepohonan.
Beberapa puluh langkah di dekat tebing sungai, setelah ditinggal kedua orang murid Ringin telu, Prasajja dan empat orang gadis Kademangan Srandakn masih berada di sana. -Klentingku masih tertinggal di belik – kata salah seorang gadis. -Bakul dan kainku juga masih ketinggalan di tepi sungai – kata seorang gadis di sebelahnya. -Ya, bakulku juga masih ketinggalan di sana – kata gadis lainnya. -Mari kita ambil klentingnya di belik, sekalian mengambil bakul dan kain yang masih ditinggal di tepi sungai, kakang Prasaja, tolong antar kmi kembali ke sungai – kata Warih. -Baiklah, mari aku antar kalian kembali ke sungai – jawab Prasaja. Sesaatkemudian empat orang gadis itu pun berjalan kembali ke sungai diantar oleh Prasaja. Perlahan-lahan mereka menuruni tebing sungai, seorang gadis berjalan menuju belik mengambil klentingnya yang tertinggal, sedangkan Warih dan dua orang gadis lainnya mengambil bakul kainnya yang trtinggal di tepi sungai. -Apakah semuanya sudah selesai – tanya Prasaja. -Sudah kakang – kata Warih perlahan. -Belum, tunggu sebentar, kain biyungku tinggal satu yang belum aku cuci – kata seorang gadis, lalu dengan cepat ia pun segera mencuci kain biyungnya dengan menggunakan buah lerak. Kain itu pun kemudian dicuci di atas sebuah batu, dan ketika lerak itu dipakai untuk mencuci kain, timbul sedikit buih yang dapat membuat kain menjadi bersih. Seorang gadis lainnya yang tadi telah mengambil klentingnya, terlihat duduk berdua dengan gadis lainnya yang membawa bakul. Sedangkan Prasaja duduk di atas batu, berhadapan dengan Warih, mereka berdua terlihat sedang berbicara. -Kakang Prasaja kenal dengan kedua pemuda yang telah membuat kami ketakutan itu? – tanya Warih. -Ya aku kenal mereka – kata Prasaja – Mereka bernama Jaka Maruta dan Wicara, keduanya murid dari padepokan Ringin Telu di lereng Gunung Lawu -. Slamet Priyadi di Kp. Pangarakan – Bogor – Senin,14Febuari 2022 09:43 . WIB. ( B E R S A M B U N G ). LITERASI : “MANGIR MEMBARA” Penulis : Apung Suwarna Penerbit : Amara Books 1912

Kamis, 16 Desember 2021

BAGAIMANA SEHARUSNYA ANDA MELAKUKAN SHALAT? 1 Kesalahan: 1. Anda ketika ruku’ mengarahkan pandangan ke arah kaki anda atau ke arah sekitarnya. 2. Membengkokkan atau melekukkan kepala. 3. Posisi punggung anda tidak lurus atau tidak rata sewaktu ruku’, padahal punggung anda tidak dalam keadaan sakit dan anda bisa melakukannya. Seharusnya: Arahkanlah pandangan anda fokus ke tempat sujud, bukan ke arah kaki anda. Anda jangan menbengkokkan, melekukkan atau mendongakkan kepala, tetapi luruskanlah kepala anda lurus sejajar dengan punggung anda. Jika anda mampu melakukannya, dan punggung anda tidak dalam keadaan sakit, maka punggung anda harus dalam posisi lurus atau rata sewaktu ruku’ membentuk sudut 90 derajat dari posisi kaki anda. Hal ini seandainya saja diletakkan wadah berisi air di atas punggung anda, maka air dalam wadah itu tidak akan tumpah.
S u m b e r : 1. Abdul Aziz bin Nashir al-Musainid, “221 Kesalahan Dalam Shalat Beserta Koreksinya” – Penerbit Darul Haq, Jakarta 2014 2. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, “Sifat Shalat Nabi Seakan Anda Melihatnya” – Penerbit Darul Haq, Jakarta 2018

Kamis, 15 April 2021

"MACAM-MACAM PUASA" By Syaikh Abu Malik Kamal Bin As-Sayyid Salim

 Slamet Priyadi Blog - kertasingasingablogspot.com

A.    PUASA WAJIB

1.      Wajib karena waktu tertentu, yaitu puasa Ramadhan, itulah yang akan kita bahas hukum-hukumnya di sini.

2.      Wajib karena suatu sebab, yaitu puasa kaffarah.

3.      Wajib karena seseorang mewajibkannya kepada dirinya, yaitu puasa nadzar.

Dua macam puasa yang terakhir (puasa kaffarah dan puasa nadzar) akan penulis bahas tersendiri dalam bab fikihnya sesuai tempatnya.

 

1.      Puasa Ramadhan

Hukumnya:

     Puasa Ramadhan wajib hukumnya atas setiap muslim yang baligh, berakal, dan muqim (tidak berpergian). Ia adalah satu rukun Islam yang kewajibannya ditunjukkan oleh Al-Quran, Asunnah dan Ijmak umat.

 

a.      Dalil dari Al-Quran

      Firman Allah Taala QS. Al-Baqarah [2]: 183-185. Yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kalian ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kewajiban, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karenaitu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari) hari yang ditinggalkannya itu, pada hari yang lain. Allah menghendaki kemuliaan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian, dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur.

 

b.      Dari As-Sunnah

1.      Hadits Thalhah bin Abdillah

Bahwa seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah dalam keadaan kusut kepalanya  dan seterusnya, lalu di sana disebutkan- maka ia berkata: “Beritahulah aku tentang puasa yang wajibkan padaku.”  Rasulullah pun bersabda: “Bulan Ramadhan, kecuali jika engkau ingin menambah yang sunnah.[Shahih: diiriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

2.      Hadits Ibnu Umar

Ia berkata: Rasulullah bersabda:

“Islam dibangun di atas lima perkara, bersaksi bahwa tiadailah yang haq selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Ramadhan. [Shahih: diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim]

 

 Hadits Jibril yang populer, di mana di sana disebutkan: “Ia berkata:‘Apakah Islam itu?’ Rasulullah menjawab: “Islam adalah: engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya, menunaikan zakat yang wajib dan puasa Ramadhan...”[Shahih: diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim]

 

Kaum muslimin telah sepakat (ijmak) bahwa puasa adalah salah satu ruku Islam yang sudah sangat dimaklumi di dalam Islamm, di mana orang yang mengingkarinya bisa kafir, dan ia tidak gugur dari seorang mukallaf kecuali jika ada salah satu udzur syar’i yang diakui (Al-IfshahIbnu Hubairah(I/232), Al-Mughni(III/285) dan Al-Majmu’ (VI/252)

 

Di anrara keutamaan bulan Ramadhan dan beramal  pada waktu  tersebut:

1.      Dari Abu Bakrah, dari Nabi beliau bersabda:

“Syahraani laa yanqushaani syahraa ‘iidi ramadhaanu wadzuulhajjathi” (“Dua bulan yang tidak berkurang, yaitu dua bulan hari raya, bulan Ramadhan, dan bulan Dzulhijah [Shahih: diriwayatkan oleh Bukhari(1912) dan Muslim (1089)

2.      Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda:

“Idzaa dakhola syahru romadhoona futhat abwabussamaaiwaghulqot abwaabu jahannama wasulsilatisyayaathiinu”

(“Apabila masuk bulan Ramadhan, dibukakan pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu jahannam dan setan-setan dirantai.” [Fathur BariIV/150). Al-Majmu’ (VI/253). Shahih Ibnu Hibban (VIII/218-ihsan).

3.      Masih dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda:

“Man shooma romadhoona iimaanaa wahtisaabaa ghufiro lahu maa taqoddaama min dzambihi”

(“Siapa puasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, diampuni dosa-dosanya yang telah lampau. [Shahih: diriwayatkan oleh Bukhari(38) dan Muslim (iv/157), dan Ibnu Majah (1641).

4.      Masih dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda:

“Ashsholawaatulkhomsu waljumu’atu ilaljumu’ati waromaadhonu ila romadhoona mukaffarootu maabainahunna idzaajtanabalkabaairo”

(“Shalat lima waktu, Jumat menuju Jumat, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, menghapuskan dosa-dosa yang ada di antaranya selamat dosa besar dijauhi. Shahih: diriwayatkan oleh Muslim (233)

5.      Di dalamnya ada sepuluh hari terakhir dan malam Lailattul Qadar, tentang keutamaan dan amal apa saja yang harus dikerjakan di dalamnya akan dibahas nanti

 

Dengan apa bulan Ramadhan ditetapkan?

Puasa Ramadhan wajib hukumnya ketika sudah datang bulannya, dan kedatangannya ditentukan dengan salah satu dari dua hal:

 

1.       Melihat hilal Ramadhan

Allah Ta’ala berfirman:

“Faman syahida minkumusyahra falyashumhu.” karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.)19. QS. Al-Baqarah [2]: 185.

Dan dari Ibnu Umar, bahwa Rasullah bersabda:

“Jika kalian melihatnya maka berpuasalah, dan jika kalian melihatnya maka berbukalah, jika ia tertutup awan maka perkirakanlah.(Shahih:

diriwayatkan oleh Bukhari (1900) dan Muslim (1080)

Dan dari Ibnu Umar pula, bahwa Rasulullah bersabda:

      “Asyahru tisu wa’isyruna laylata fala tashuumuu hatta tarouhu fain ghumma ‘alaikum faamilul’iddata syalasyina.”(“Satu bulan adalah dua

puluh sembilan malam, maka janganlah kalian puasa sebelum kalian melihatnya (hilal), jika ia tertutup awan dihadapan kalian maka sempurnakanlah hitungan menjadi tiga puluh.”) shahih: diriwayatkan oleh Bukhari (1907)

 

2.       Mengetahui hilal adalah dengan ru’yat, bukan hisab:

Cara mengetahui hilal adalah dengan ru’yat, bukan yang lain. Menentukan posisi terbit hilal berdasarkan hisab tidaklah benar, karena kita tahu secara pasti – dan itu sebagai bagian dari Dinul Islam bahwa beramal dalam melihat hilal puasa, haji, iddah, ila’ dan hukum-hukum lain yang ada kaitannya dengan hilal, berdasarkan kabar dari ahli hbisab tidak diperbolehkan. Nash-nash dari Nabi yang cukup masyhur tenttang hal itu sangatlah banyak. Di antaranya adalah sabda Nabi:

“Sesungguhnya kita adalah umat yang ummiy, kita tidak menulis dan menghitung, bulan itu adalah begini dan begini...”(Shahih: diriwayatkan oleh Bukhari(1913), Muslim(1080), dan lain-lain. Yakni, kadang 29 dan kadang 30, dan kaum muslimin juga telah menyepakati ini, tidak diketahui adanya perselisihan di masa lampau -sama sekali- maupun di masa sekarang, kecuali dari kalangan para penuntut ilmu baru setelah abad ketiga yang menyatakan bolehnya orang yang menghisab beramal berdasarkan hisab. Ini adalah pendapat aneh yang bertentangannn dengan ijmak sebelumnya.

 

3.      Melihat hila Ramadhan bisaa ditetapkan dengan satu saksi yang adil. (Bidayat Al-Mujtahid (I/26). Nailul Aithar(IV/222).

      Jika ada orang adil yang bisa dipercaaya melihat hilal Ramadhan, maka berita dia bisa dipakai menurut mayoritas ulama, seperti Abu Hanifah, ASY-Syafi’i -dalam salah satu pendapat dan itu yang shahih, Ahmad dan pengikut Madzhab Dzahiriyah serta serta dipilih oleh Ibnul Mundzir.

 Sementara Malik, Al-Laits, Al—Awza’i, Ats-Tsauri, dan Asy-Syafi’i -dalam pendapat lain- mensyaratkan harus dua orang saksi adil karena diqiyaskan dengan kesaksiaskan.

Pendapat pertama lebih kuat, sebab menyerupakan pelihat hilal dengan perawi hadits lebih tepat daripada menyerupakannya dengan seorang saksi. cetakaditerimanya berita ( hadits) dari satu orang, di samping itu syarat di dalam masalah-maslah harta dan hak-hak memang lebih diperbesar ketimbang masalah berita-berita yang sifatnya diniyah.

Dalil yang menunjukkan satu orang cukup adalah hadits Ibnu Umar, ia berkata:

“Manusia saling berusaha melihat hilal, maka aku tiba-tiba melihatnya, kemudian aku memberitahu Rasulullah, maka beliau berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa.”(itu juga pendapat Madzahab Hambali, sebagaimana dalam Syarh Al-Muntaha (I/440) dan Ibnu Hazm di dalam Al-Muhalla (VI/350).

 

SUMBER:

Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim

“Ensiklopedi PUASA Dan ZAKAT”

(Hukum Seputar Puasa & Zkat)

PENERBIT:

Roemah Buku Sidowayah, Ngreco, Weru, Sukoharjo, Solo

Distributor Utama:

Setia Kawan – Maya

Indah Building II – Kramat Raya No 3L

Cetakan      : 1 Agustus 2010

Rabu, 07 April 2021

"PENGERTIAN DAN APRESIASI By Amir Pasaribu

 cigombong 80.blogspot.com-Rabu, 07 April 2021-19.11 WIB

 


Lambat laun ternyata bahwa sesungguhnya di kalangan publik mempunyai keinginan yang tulus untuk mengetahui lebih banyak tentang musik yang umumnya. Mereka ingin mempunyai suatu dasar bimbingan, dan barangkali juga untuk mengalisa rasa mengerti terhadap ciptaan seni musik dunia yang bermutu abadi.

Tidak sedikit di antara kita yang merasa mengenal karena dulu tidak pernal mendapat kelonggaran atau kesempatan untuk mengetahui dan mengerti pengucapan seni musik. Di sekolah dulu, di samping tata bahasa, kita juga mendapat bimbingan seni bahasa dan sastra, sehingga kita sendiri dapat menikmati suatu ciptaan seni sastra dunia dengan pengertian dan apresiasi. Dengan demikian kita tidak buta sama sekali tapi tegas mempunyai pendekatan dan sadar akan tuntutan seni sastra. Karena itu di bidang sastra dan bahasa situasi itu tidaklah begitu suram, bahwa dapat dikataan lumayan. Tetapi di bidang seni musik hal itu jauh berlainan, malahan di sana sini terasa betul sesuatu kekosongan besar.

Sesungguhnya bagi kehidupan, manusia bukan hanya tertarik pada musik, tapi musik itu disa sebagai suatu kebutuhan. Ia membutuhkan musik dalam bentuk yang bagaimanapun. Ia akan senantiasa tertarik pada musik yang baik, bermutu dan nilainya tinggi. Dan jika musik yang baik tidak ada, musik yang jelek pun lumayan juga. Dan hal ini menyebabkan seseorang terjerumus ke musik yang jelek! Kalau mereka diabaikan terus atau dibiarkan saja demikian, serta tidak dibimbing maupun dituntun ke apresiasi seni musik, maka kesadaran mereka akan merosot kepada jazz imitasi, swing dan band hawaian gitar serta ukulele, dan seluruh biduan bergantung pada mikropon + amplifier + pengeras suara! Padahal sesungguhnya kesadaran musikal itu seharusnya tertuju pada klarinet atau suling, biola, piano, selo, tapi karena dibiarkan begitu saja akhirnya melempempem dan lumpuhsekitar harmonika mulut, akordeon, saxopfon atau terjerumus kepada permainan piano, seperti yang disebut di Jakarta “cincang babi”. Di kalangan para pemuda bersekolah, hal itu setali tiga uang. Sesungguhnya mereka dapat mengihtiarkan permainan orkes atau membentuk kor di antara mereka, tetapi mereka tersesat dan terjebak ke dalam aneka macam combo kor Merry Maecks sister atau brothers, paling-paling kumpulan “Dexieland” atau yang pura-pura “progresive”. Mereka mtmuja secara berlebihan Xaviar Cugat, Camen Cabalerlero, Cene Crupa drumming, jago-jago pianis Count Basie, Terwilson, Shy Water George Shearing, King Cole, pendek kata All Star Bands dan  All Super Singers! Martabat mereka tertambat pada Tim Pan Alley  Comercials, muslihat uang Yahudi; bukan pada musik seni! Malahan mereka mengejek musik seni dengan istilah “setinggi langit”, “menara gading” dan laun-lain. Mereka menganggap dunia klasik, modern atau suatu hinaan  besar bagi inteligensi mereka. Musik Barat adalah musik dansa. Pujangga seni musik Barat itu, ya Xavier Cugat! Anehnya pula, jasa Jose Iturbi tidak lain hanyalah pianis Bogie-Wogie! Atau tambah sedikit dia adalah pemimpin band. Apa boleh buat  Jose! Dalam pers New York ia sudah di-persona non grata-kan karena ia sebagai pers pianis konser dan terakhir ini ia mau menjadi “prostitusi” dalam film-film M.G.M. diper-Yahudi-kan M.G.M. sebagai pemain Boogie-Woggie, bintang film,danmemimpin macam-macam show dan variete raksasa, sambil memakai orkes simfoni, kor, kor besar, solis dan lain-lain. Ia mengurangi reputasinya dulu sejak di negeri Spanyol, sebagai pianis konser kaliber dunia, turun ke artis variete, diper-Yahudi-kan M.G.M Holiwood!  Dalam kehidupan konser, jago M.G.M  ini sudah tidak laku lagi.

Kembali pada situasi musik para pemuda kita. Masalah sekarang, bagaimana supaya mereka meninggalkan gitar dan hawaian atau ukulele yang ribut, lalu menghargai musik seni. Tetapi bagi mereka seluruh musik jelek! Radio hanya memberi foxtrot Tim Pan Alley dan foxtrot dekadensi Indonesia. Dan bagaimana mengubah sifat mereka yang suka menikmati aktif daripada mendengar aktif? Perkenalan mereka terbatass, segala macam variete  dan show di layar film: dalam masyarakatnya ada gitar dan ukulele rombengan? Kita tidak perlu ragu-ragu mengetahui dan mensinyalir rendahnya derajat apresiasi musik di kalangan kita. Dan siapa yang sanggup mengikhtiarkan perbaikan? Perbaikan hingga terdobrak segala macam cara  menyanyi di sekolah-sekolah yang terlambung-lambung sebagai sisa didikan tentara Jepang?

Musik seni akan hancur, jika tak ada seorang pun yang reseptif padanya. reseptif  dengan simpati! “Kemarin aku menikmati musik seni. Teentu hari ini demikian pula. Aku terharu olehnya, seperti kemarin!”  di sini kita bisa melihat betapa pentingnya pengalaman pertama pernah mendengarkan musik. Pengalaman itu digunakan sebagai bahan apresiasi baru. Simpati yang terpendam dalam diri setiap orang dapat dibangkitkan oleh bimbingan pendidikan, lingkungan dan pengetahuan.

 Konser Orkes Radio Jakarta tugas yang pertama untuk publik. Dalam pembentukan orkes itu sejak dulu mempunyai prinsip pertama. Orkes itu memainkan musik untuk publik, dalam dan di luar radio. Kedua, ia bertugas pedagogis! Kalupun bukan sebagai guru di sekolah musik, musik Orkes Radio Jakarta mereka ditujukan kepada pendidikan konser remaja. Organisasinya sangat sederhana. Pertunjukan mereka pada konser publik malam hari, diulangi kembali di gedung kesenian pada siang hari di depan murid sekolah atau anggota perkumpulan mahasiswa, dikoordinasikan antara penyelenggara konser dengan publik sekolah swasta. Tidak mengecualikan, seperti truk atau bis, naik sepeda bersama-sama dipimpin oleh gurunya pergi melihat pameran Angkatan Perang, Pameran Seni Lukis Berempat, Pameran PBB, berangkat serempak dari sekolah menuju Gedung Kesenian untuk mendengarkan konser (sebaiknya diberikan penjelasan tentang instrumen, komposisi dan lain-lain). Sehabis konser serentak kembali lagi ke sekolah!

Bagi orkes sendiri tidak memberatkan apa-apa, sebab hanyalah konser ulangan, bukan membawakan programa baru. Mungkin kening akan berkerut karena menganggap musik itu terlalu “berat”. Percayalah, bahwa sanubari seseorang akan terbuka dan segera merasa jodoh musik yang baik. Masalahnya bukan sukar atau gampang, tetapi menikmati musik seni itu tidak lebih dari mendengar musik dari berbagai bentuk di samping mendengarkan satu jenis musik sebanyak mungkin. Yang lebih penting lagi ialah mendengarkan aktif; rela mendengarkan musik dengan inteligen; masing-masing. Dan sebaik-baiknya penjelasan itu tidak lebih dari sekedar saran bagi fantasi; tetapi ada kalanya penjelasan itu mengganggu, menghambat fantasi pribadi seseorang. Janganlah musik itu diberikan seolah-olah ejaan yang dipermudah, karena musik sesungguhnya menjelaskan dirinya sendiri; ia mempunyai runtutan sendiri.  

SUMBER:

Amir Pasaribu:

“Analisis Musik Indonesia” hal. 13-16

PENERBIT:

PT. Pantja Simpati Jakarta 1986