Illustrasi Slamet Priyadi (Foto: SP) |
“Pituah Segumpal Asap Rokok”
Karya Slamet Priyadi –
Jumat,28 Des.2012-09:30 WIB
Selepas tidur suntuk semalam
Di pagi cerah ini
Aku minum secangkir kopi
Terasa dada ini menghangat
Meski sedikit menyengat
Sambil menghisap sebatang rokok
Aku tatap jendela rumah
Nampak bingkai kayunya mulai rapuh-ruah
Dan pikirku jadi menerawang
Ya, begitulah aku sekarang
Semakin tua usia lekang
Semakin merenta tulang-tulang
Kembali aku hisap rokok yang ada di jemariku
Asapnya mengepul-ngepul kelabu
Berputar-putar di depan mataku
Melayang-layang di telinga
Seperti berbisik dan berkata-kata,
"Usia tuan semakin lanjut dan berkurang,
Apa yang sudah tuan persiapkan dari sekarang
‘untuk bekal tuju ke Swarga
Maniloka alam kelanggengan"
Maniloka alam kelanggengan"
Segera aku matikan rokok di jemari
Melangkah gontai dan lunglai
Menuju ke kamar mandi 'tuk bersuci
Menuju ke kamar mandi 'tuk bersuci
Bersihkan semua kotoran dalam diri
Tuhan, dosa-dosaku semakin merebak
Hingga kini pun belum jua terkuak
Aku jauh dari-MU,
Semakin jauh dari-MU
Tuhan, gerakkanlah hati hamba-MU
Berikanlah kasih-MU
Berikanlah rahmat-MU
Agar aku dekat, dan kembali ke jalan-MU
Amieeen......
Berikanlah rahmat-MU
Agar aku dekat, dan kembali ke jalan-MU
Amieeen......
Blog Slamet
Priyadi:”KARYA SENI BUDAYA NUSANTARA”-http://cigombong80.blogspot.com
Tuhan, dosa-dosaku semakin merebak
BalasHapusHingga kini pun belum jua terkuak
Aku jauh dari-MU,
Semakin jauh dari-MU
Tuhan, gerakkanlah hati hamba-MU
BalasHapusBerikanlah kasih-MU
Berikanlah rahmat-MU
Agar aku dekat, dan kembali ke jalan-MU
Amieeen......