KEMERIAHAN dan kebersamaan itu menjadi
satu paket dan tidak terpisahkan, dalam tradisi Tebokan Jenang yang merupakan
tradisi di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, setiap 1 Muharram. Itu pula yang
nampak dalam kirab tebokan yang digelar Selasa (5/11) sore.
Mengambil star di Jalan Sosrokartono, ratusan peser5ta
kirab melalui rute mengitari kampung. Tak hanya orang tua, pelajar dan
mahasiswa juga ikut terlibat dalam tradisi tebokan yang secara rutin digelar
besar-besaran sejak empat tahun terakhir.
Selain peserta kirab, masyarakat tak ketinggalan
menyemarakkan dengan datang melihat langsung dari dekat prosesi kirab. Ribuan
pasang mata mulai anak-anak, pelajar, muda-mudi, hingga orang tua tak mau
ketinggalan menyaksikan kirab tersebut.
Kirab tebokan dimulai sekitar pukul 14.21, dibuka
dengan group drum band yang cukup menawan. Disusul kemudian iring-iringan
pembawa jenang dengan aneka hiasan, dan dimeriahkan dengan atraksi seni,
seperti barongan, terbang papat, dan juga barongsai.
Di antara para peserta kirab, nampak pula satu sosok
dengan menaiki kuda lengkap dengan blangkon dan jubah putih, yang tak lain
memerankan sosok Syeh Jangkung yang oleh masyarakat setempat dipandang sebagai
cikal bakal Desa Kaliputu dikenal sebagai desa produsen jenang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Kabupaten Kudus, Hadi Sucipto, mengemukakan, kirab tebokan ini merupakan puncak
dari tradisi yang sudah lama berkembang di masyarakat setempat setiap
memperingati 1 Muharram.
''Sebelumnya masyarakat menggelar tirakatan,''
katanya.
Dengan adanya kirab tebokan, diharapkan Desa Kaliputu
sebagai produsen jenang, bisa lebih dikenal. ''Harapannya, ke depan pengusaha
jenang di Kudus, khususnya di Desa Kaliputu, semakin dikenal lebih luas lagi,''
ungkapnya.
Kepala Desa Kaliputu, Suyadi, menjelaskan, tradisi
tebokan ini sekaligus untuk mengenang Syeh Jangkung, yang dipercaya sebagai
cikal bakal dikenalnya Desa Kaliputu sebagai produsen jenang.
''Konon, dulu ada anak dari Desa Kaliputu tenggelam di
Kaligelis, yang kemudian ditolong Syeh Jangkung,'' terangnya.
Setelah ditolong, oleh Syeh Jangkung si anak diberi jenang
gamping.
''Wolak-walike zaman, Desa Kaliputu sekarang dikenal
sebagai gudangnya pengusaha jenang di Kudus. Saat ini, ada sekitar 50 pengusaha
jenang di Desa Kaliputu,'' jelasnya.
Sementara itu, kirab tebokan yang mengelilingi
kampung, Akhir dari kirab tebokan, pengunjung dan tamu yang hadir disuguhi Tari
Jenang hasil kreasi dan dipersembahkan oleh para mahasiswa Stikes Muhammadiyah
Kudus.(SuaraMerdeka.com
– 05 November 2013 – 22:11 wib)
(Rosidi/CN37)