Gaya
Komunitas Seni Intro, Memperingati Hari Bela Negara
Padang
Ekspres • Senin, 24/12/2012 12:49 WIB • FAJAR RILLAH VESKY
|
Komunitas
Seni Intro di Kota Payakumbuh, memang tidak ada matinya! Selain membumikan puisi
dan teater, menggalang buku bacaan, mendorong kehadiran tamaan bacaan masyarakat,
menyemarakkan sepakbola bergawang kecil alias futsal, dan terlibat pertunjukan
musik etnik berkelas dunia. Anak-anak Intro, kini merancah ranah
intelektual, dengan ikut dalam gerakan membangkitkan kolektif bangsa terhadap
sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia 1948-1949.
Keterlibatan
Komunitas Seni Intro dalam gerakan membangkitkan kolektif bangsa
terhadap sejarah PDRI 1948-1949, mulai tercium sejak tahun 2011 silam. Kala
itu, Intro atas support dari anggota DPRD Sumbar Supardi, menggelar seabrek
kegiatan dalam rangka memperingati Hari Bela Negara yang merupakan bentuk pengakuan
pemerintah terhadap keberadaan PDRI di bawah pimpinan MR Syafruddin Prawiranegara.
Setahun setelah
acara tersebut berlalu, Komunitas Seni Intro yang didirikan pada tanggal 22
Mei 1990 oleh sejumlah pelaku seni, seperti mendiang Sigit A Yazid, Iyut Fitra,
Yusril Katil, Ijot Goblin, Cibot Irsa, Petra, Rudi Cirut dan YM Dallu
Awartha, semakin tertarik untuk menggelorakan peringatan Hari Bela Negara yang
sampai kini hanya terasa hangat di Sumatera Barat.
Ketertarikan itu
dibuktikan Komunitas Intro dengan menggelar Lomba Menulis Esai se-Indonesia,
bertema “Memaknai PDRI dalam Revitalisasi Kebangsaan”. Lomba dibuka pada
tanggal 17 November 2012 dan ditutup pada tanggal 30 November 2012. Para
pemenang lomba, sudah diumumkan pekan silam.
Selain menggelar
lomba menulis esai tentang PDRI bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan
Pengembangan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia (LP3SM), Komunitas Seni Intro juga
menggelar "Seminar PDRI dan Revitalisasi Kebangsaan" di gedung SMKN 1
Payakumbuh, Kamis (20/12) lampau.
Seminar digelar
dengan menggandeng Yayasan Peduli Perjuangan Pemerintahan Darurat Republik
Indonesia 1948-1949 (YPP-PDRI 1948-1949). Awalnya, seminar dijadwalkan menghadirkan
putra-putri Mr Syafruddin Prawiranegara sebagai pembicara, bersama tokoh
nasional Andi Mapetahang Fatwa atau AM-Fatwa.
Sayang, karena
dua putra-putri Syafruddin Prawiranegara bersama AM Fatwa sehari sebelumnya sudah
berada di Payakumbuh dan harus menghadiri seminar serupa di Bukittinggi, maka
pembicara seminar di SMKN 3 Payakumbuh, diganti dengan Sekretaris Umum YPP PDRI
Nurberita Ben Yuza dan penulis sejarah Yulfian Azrial atau Yum AZ.
Kendati
demikian, seminar tetap mendapat perhatian menarik dari para guru dan siswa
yang hadir. Apalagi, seminar itu juga dipandu oleh budayawan nasional asal
Payakumbuh Gustafrizal atau lebih dikenal dengan nama Gus tf Sakai.
"Saya mau
menjadi moderator dalam seminar ini, karena saya menyadari, Hari Bela Negara
dan PDRI adalah tanggungjawab kita bersama. Hari Bela Negara harus kita
gelorakan dari Sumatera Barat sebagai basis PDRI," kata Gus tf, budayawan
yang meraih penghargaan dari Kerajaan Thailand tersebut.
Kecuali
menggelar seminar, Komunitas Seni Intro bersama LP3SM juga menggelar lomba
mewarnai gambar pejuang PDRI dan lomba membaca puisi perjuangan. Lomba digelar
di pelataran parkir Ngalau Indah, Kota Payakumbuh, Minggu (23/12) siang.
"Sedangkan malam harinya, kami juga menggelar peringatan Hari Bela
Negara," kata Iyut Fitra, penggiat Komunitas Seni Intro kepada Padang
Ekspres.
Lelaki yang
menyala dengan puisi itu mengatakan, Komunitas Seni Intro bersama LP3SM atas
support dari anggota DPRD Sumbar Supardi, sengaja bergerak dari ruang puisi,
teater dan musik ke ranah sejarah. (***)
[ Red/Administrator
]
Kecuali menggelar seminar, Komunitas Seni Intro bersama LP3SM juga menggelar lomba mewarnai gambar pejuang PDRI dan lomba membaca puisi perjuangan. Lomba digelar di pelataran parkir Ngalau Indah, Kota Payakumbuh, Minggu (23/12) siang. "Sedangkan malam harinya, kami juga menggelar peringatan Hari Bela Negara," kata Iyut Fitra, penggiat Komunitas Seni Intro kepada Padang Ekspres.
BalasHapus