Lelah |
" L E L A H "
Karya : TF Nirwana
Lelah menapaki perjalan hidup,
diantara peluh yang mengembun di dahi,
bukan karena tak berdaya,
tapi mencari jawaban makna hidup ini,
mungkin kau tahu, tapi berpura-pura tak tahu!
Sungguh !
lelahku menelusuri nadiku,
diantara bulir keringat yang bersahabat ditiap nafasku.
Berilah aku, atas jawabanmu!
Aku tak kan menolak buruk sangkamu,
karena aku kan bahagia,
masih ada orang yang memperhatikanku,
yang mengingatkan atas segala kesalahanku,
karena, aku lelah mencari makna tujuan hidupku.
Karya : TF Nirwana
Lelah menapaki perjalan hidup,
diantara peluh yang mengembun di dahi,
bukan karena tak berdaya,
tapi mencari jawaban makna hidup ini,
mungkin kau tahu, tapi berpura-pura tak tahu!
Sungguh !
lelahku menelusuri nadiku,
diantara bulir keringat yang bersahabat ditiap nafasku.
Berilah aku, atas jawabanmu!
Aku tak kan menolak buruk sangkamu,
karena aku kan bahagia,
masih ada orang yang memperhatikanku,
yang mengingatkan atas segala kesalahanku,
karena, aku lelah mencari makna tujuan hidupku.
" R
E N U N G A N K U "
Karya: TF Nirwana
Aku sendiri sadar,
banyak orang mencibirku,
karena orang-orang itu tahu,
keilmuanku tiadalah belum bermanfaat,
kekosongan otakku,
terbaca dalam bahasa lisan dan perilakuku.
Tidak kuingkari,
kalau aku belum mendalami ilmu agamaku,
tapi aku melakukan pembenaran logikaku,
yang menurutku benar adalah benar,
yang menurut agama benar, kadang kusingkirkan.
Sementara, menurut agama salah, kadang kubenarkan,
sadarkah aku, jika tersesat dirimba kegelapan.
kadang kukatakan Tidak!
yang penting aku puas, karena itu semua benar menurut logikaku.
Kalau saja ku tahu dari dulu,
ilmu agama itu kan menolongku diakhir hayatku,
maka sudah kupelajari sejak dulu.
Adakah kata terlambat?
Aku tahu,
bukan harta,
bukan tahta,
bukan anak,
atau
bahkan pasangan hidupku,
yang kan menolongku dikematianku,
tapi tanggung jawabku atas mereka.
Yaa Allah, bagaimana aku kelak menghadap-Mu?
Aku sendiri sadar,
banyak orang mencibirku,
karena orang-orang itu tahu,
keilmuanku tiadalah belum bermanfaat,
kekosongan otakku,
terbaca dalam bahasa lisan dan perilakuku.
Tidak kuingkari,
kalau aku belum mendalami ilmu agamaku,
tapi aku melakukan pembenaran logikaku,
yang menurutku benar adalah benar,
yang menurut agama benar, kadang kusingkirkan.
Sementara, menurut agama salah, kadang kubenarkan,
sadarkah aku, jika tersesat dirimba kegelapan.
kadang kukatakan Tidak!
yang penting aku puas, karena itu semua benar menurut logikaku.
Kalau saja ku tahu dari dulu,
ilmu agama itu kan menolongku diakhir hayatku,
maka sudah kupelajari sejak dulu.
Adakah kata terlambat?
Aku tahu,
bukan harta,
bukan tahta,
bukan anak,
atau
bahkan pasangan hidupku,
yang kan menolongku dikematianku,
tapi tanggung jawabku atas mereka.
Yaa Allah, bagaimana aku kelak menghadap-Mu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar