Blog Ki Slamet 42: Seni Budaya Nusantara
Senin, 04 Mei 2020 - 09.16 WIB
Senin, 04 Mei 2020 - 09.16 WIB
“KENANGAN NONTON
FILM LAYAR TANCEP”
By Ki Slamet 42
Ketika saya masih kanak-kanak kelas enam, sekolah di
SD Gotong Royong di Kampung Pisangan Baru daerah Jatinegara, Jakarta Timur
tahun 1970, saya suka
sekali menonton film cowboy. Ketika itu film yang saya tonton tidak bersuara
alias bisu, meskipun begitu saya dan teman-teman sekampung sangat menyukainya
karena pada saat itu film layar lebar memang belum seperti sekarang.
Bagi saya pada waktu itu, film yang
bagus adalah film yang ceritanya banyak menampilkan adegan tembak-menembak antara jagoan dan para bandit, ada nona(non) yang diculik para bandit
kemudian datanglah sang jagoan menolong
si Non. Terjadilah perkelahian, kejar-kejaran di atas kuda. Sang jagoan kemudian mengacungkan pitolnya diarahkan ke para bandit, lalu sang
jagoan menembakkan
pistolnya ke arah lawan.
Ada adegan “duel”, perkelahian satu lawan satu baik dengan tangan
kosong maupun adu kecepatan menembak dengan pistol. Sedangkan film-film Indonesia yang paling saya suka pada saat itu di antaranya adalah Nyai Dasima, Tuan Tanah edawung, Pejuang, dll.
Pada setiap ada hajatan di kampung
dengan menanggap film, saya dan teman-teman tak pernah absen untuk menonton dengan berselimutkan sarung (krebongan) untuk melindungi tubuh dari
udara dingin, dan tak lupa juga membawa serta tikar pandan, tikar yang terbuat dari
daun pandan. Meskipun
dengan resiko akan kena marah dari orang tua serta dipukul dengan rotan oleh orang tua yang terasa pedih di pantat karena
pergi nonton tak pernah bilang dan pulangnya menjelang Subuh.
demikianlah secuil cerita kenangan masa kanak-kanak saya ketika menonton film layar tancep di era tahun enampuluhan hinggalah sampai tahun tujuhpuluhan dengan segala romantikanya.
~KSP42~
Senin, 04 Mei 2020 – 08.12 WIB
Kp. Pangarakan, Lido - Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar