Goenawan
Mohamad dan Sejarah
Diperbaharui 11 December 2012, 17:45
AEST
Gunawan Mohamad (Foto: SP) |
Lelaki
itu tampak lebih muda untuk ukuran seusianya. Raut mukanya terbilang tirus.
Cambang, jenggot, dan kumisnya tak begitu panjang. Tubuhnya tidak kekar, tapi
tegap dan sehat karena olah raga yang rutin dijalaninya. Penampilannya kalem,
sikapnya santun, dandanannya bersahaja. Kacang bawang dan kerupuk kampung
adalah makanan kesukaannya. Kadang
di halaman kantor, saya melihatnya melangkah pelan dengan segepok buku dalam
jinjingan. Sesekali saya mendapatinya duduk di kedai kantor, dikelilingi
sejumlah anak muda yang antusias dan khusyuk berdiskusi dengannya. Pernah juga
saya melihatnya sedang menulis dengan laptop, membaca buku dengan kaca mata
yang gagangnya patah sebelah, atau sekadar duduk terkantuk-kantuk. Saya
bayangkan, alangkah lelah sepasang mata tua itu, sepasang mata yang jarang
terpejam dan lebih sering berkelana di sesela aksara. Tapi
bukan karena semua itu orang mengenal dan menghormatinya. Ia lebih dikagumi
karena pemikirannya yang cerdas dan pandangannya yang jernih sebagaimana
tercermin dalam karya-karyanya. Goenawan Mohamad, penyair dan jurnalis
terkemuka.
Sebagai
penyair, ia telah menghasilkan cukup banyak puisi liris yang menebarkan
pengaruh kuat dan luas pada khazanah sastra Indonesia. Dan sebagai jurnalis, ia
telah membuktikan kepiawaiannya dengan merintis sebuah majalah mingguan berita
hingga mekar menjadi media massa terpenting yang mengembangkan gaya penulisan
naratif dan menyuburkan pertumbuhan bahasa. Karena itu, ia tak hanya dihormati,
tapi juga dianugerahi banyak penghargaan di dalam dan luar negeri.
Kemasyhuran
tak membuatnya busung dada. Puncak-puncak prestasi tak menjadikannya tinggi
hati. Puja dan cela seolah tak mampu mengubahnya. Ia tetap sebagai sediakala
sejak saya mengenalnya: lelaki tua bersahaja. Kebersahajaan yang terbentuk oleh
sejarah.
Dalam
sebuah kesempatan ia menjelaskan, bahwa ia cenderung melihat “sejarah” sebagai
sebuah proses. Sebab “catatan tentang masa lalu” berarti terlibat dan mengalami
proses. Selalu mengalami peninjauan baru, atau penafsiran baru. Dan ke-baru-an
itu terjadi karena manusia berubah.
Meresapi
penjelasannya, saya tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang
peristiwa yang ia anggap bersejarah. Katanya, ada banyak peristiwa yang
mempengaruhi hidupnya. Salah satunya, ketika ayahnya ditangkap dan ditembak
mati tentara Belanda sebelum ia bersekolah. Keluarganya, yang dipimpin sang
ibu, meninggalkan daerah pendudukan Belanda ke daerah yang dikuasai Republik.
Hal tersebut menanamkan ke dalam diri Goenawan Mohamad ikatan yang dalam dan
kuat kepada Indonesia.
Peristiwa
bersejarah berikutnya adalah ketika ia bisa memecahkan satu soal aritmatika
yang rumit di sekolah dasar. Kejadian tersebut memberi kepercayaan besar pada
dirinya. Ia
juga menganggap pengalaman pertama membaca Winnetou Gugur karya Karl May
sebagai sebuah momen tak terlupakan. Itu juga terjadi semasa sekolah dasar.
“Buku itu mengajarkan arti persahabatan dan keberanian melawan yang jahat,”
tuturnya. Dulu,
guru geometrinya mengatakan bahwa geometri bukanlah pengetahuan untuk jadi
insinyur, melainkan untuk latihan berpikir logis dan teratur. Ucapan sang guru
itu selalu terpatri dalam benaknya. Berpikir logis dan teratur itulah yang
selalu ia lakukan dalam menghadapi beragam masalah, termasuk dalam memandang
sejarah.
Selain
pengalaman getir, masa muda Goenawan Mohamad juga meninggalkan banyak kenangan
manis. Seperti saat ia menjadi juara lari gawang, dan pada saat yang berdekatan
ia bertemu dengan guru silat yang baik. Mendengar puisi dan musik yang
disiarkan Radio Republik Indonesia stasiun Jakarta, atau menyaksikan guru-guru
SMP-nya bermain musik klasik dan para murid menyanyi paduan suara “Negro Spiritual”,
baginya merupakan kenangan indah.
Di
SMA, Goenawan Mohamad menjadi pemimpin redaksi majalah dinding. Sajak
terjemahannya atas karya Emily Dickinson dan Apollinaire dimuat di sebuah koran
terbitan Jakarta. Di masa kuliah, ia tak akan melupakan saat-saat belajar
filsafat di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, karena salah satu
pengajarnya adalah Profesor Driyarkara. Pada masa itu pula esei dan sajaknya
dimuat di majalah Sastra. Demi memperluas wawasan Goenawan Mohamad
melanjutkan pendidikan di Bruges dan Oslo.
Sepulangnya
ke Indonesia ia mendirikan majalah Ekspres. Perjalanan karirnya tidak
mudah. Ia dipecat. Namun ia tak patah semangat. Ia kemudian mendirikan majalah Tempo,
yang berhasil menjadi salah satu media paling berpengaruh di Indonesia. Ketika Tempo
dibredel untuk kedua kalinya, ia bersama beberapa teman membentuk jaringan
“bawah tanah” pro-demokrasi.
Kepeduliannya
pada seni dan pemikiran ia wujudkan dengan membentuk Komunitas Utan Kayu,
sebuah wadah yang memperjuangkan kebebasan berpikir dan berekspresi, oase bagi
penumbuhan kreativitas dan intelektualitas di Jakarta.
Kini
Goenawan Mohamad banyak mencurahkan perhatiannya pada satu lagi tempat
berkesenian yang ia bangun: Komunitas Salihara. Tak beda jauh dengan Komunitas
Utan Kayu, tempat itu menjadi melting pot bagi para seniman dari seluruh
penjuru dunia untuk saling bertukar pikiran dan mengekspresikan karya mereka.
Sebagai
orang yang telah mengalami banyak momen sejarah, termasuk sejarah yang ia
ciptakan sendiri, ia berpesan, “Dunia berubah cepat. Dalam keadaan seperti itu,
pengalaman orang tua, yang lebih dulu hidup, tak banyak guna. Generasi muda
harus kreatif untuk menemukan cara merespon keadaan yang selalu berbeda.”
Dengan demikian, lanjutnya, perlu sikap terbuka terhadap kebaruan, perbedaan,
dan benturan pandangan. Sebab, hal itu akan sering terjadi.
Perubahan
yang cepat, menurutnya, bisa membuat orang gentar. Karena itu, “Generasi muda
harus siap menghadapi sikap yang takut perubahan dan perbedaan, termasuk sikap
konservatif. Tiap kali ada ketidak-adilan dan pengekangan atas kemerdekaan,
generasi muda harus melawan. Kalau tidak, masyarakat akan hancur.” Namun,
ia juga tak lupa mengingatkan: seraya berjuang mati-matian, pada akhirnya
setiap orang harus siap menerima kenyataan bahwa tak semua cita-cita baik akan
terlaksana.
Makasih sob udah share , blog ini sangat membantu sekali .............
BalasHapusbisnistiket.co.id