Minggu, 06 Januari 2013

Menggali Tradisi Nyadran Sapar Ngropoh


NYADRAN SAPAR: Ritual Nyadran Sapar, di Dusun Dukuh, Desa Ngropoh, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, diikuti ratusan orang. (suaramerdeka.com/Raditia Yoni Ariya)


Temanggung, 23 Desember 2012 -  suaramerdeka.com - Kabut tipis berwana putih, masih menyaput kawasan perbukitan Desa Ngropoh, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, saat ratusan warganya bersiap-siap melaksanakan ritual tradisi Nyadran Sapar, akhir pekan lalu. Sejak pagi buta kaum laki-kali dan perempuan nampak sibuk menata uba rampe berupa tumpeng, ingkung ayam, dan jajanan pasar. Lantas, seiring munculnya semburat cahaya matahari, merah, kuning jingga, dari ufuk timur, tanpa dikomando warga beriringan menyunggi tenong membawa apa yang telah disiapkan menuju bukit Dukuh di utara desa. Bukit itu, merupakan tempat di mana sesepuh desa bernama Ki Donorojo dimakamkan. 
 
Ritual Nyadran Sapar atau Samparbanyu di Dusun ini sudah berlangsung turun temurun sejak zaman nenek moyang. Kegiatan digelar setahun sekali, tepat pada Jumat Wage, Bulan Sapar. Perayaan dilakukan dalam beberapa hari dengan penuntup berupa pertunjukkan wayang kulit.

"Inti dari ritual Nyadran Sapar ini adalah untuk memohon keselamatan dari segala marabahaya, dan meminta petunjuk Allah agar kami semua senantiasa mendapat ridho dalam setiap ucapan, langkah, tindakan, kami,"kata Kepala Dusun Dukuh, Desa Ngropoh, Kabul (49).

Sementara itu, sesampaianya di bukit Dukuh, yang juga digunakan sebagai pemakaman umum. Warga dipersilakan duduk sila dan bersimpuh di atas tikar yang telah digelar. Sedangkan tenong diletakkan didepan mereka. Dipimpin sesepuh desa, ratusan peserta nyadran yang ternyata juga ada dari luar kota seperti Semarang, Yogyakarta, Magelang, dan Wonosobo ini mengikuti prosesi doa secara Islami. Uniknya, usai berdoa satu persatu tenong dibuka kemudian isinya ditukar dengan pemilik tenong lain. ( Raditia Yoni Ariya / CN32 / JBSM )

1 komentar:

  1. Ritual Nyadran Sapar atau Samparbanyu di Dusun ini sudah berlangsung turun temurun sejak zaman nenek moyang. Kegiatan digelar setahun sekali, tepat pada Jumat Wage, Bulan Sapar. Perayaan dilakukan dalam beberapa hari dengan penuntup berupa pertunjukkan wayang kulit. Tradisi Nyandran Sapar selain terdapat di Temanggung juga terdapat di Yogyakarta, Magelang, dan Wonosobo.

    BalasHapus