Senin, 12 Agustus 2013

Grusa-grusu Lan Angin-anginan


 




Grusa-grusu Lan Angin-anginan
 0
 
 19
image
Para Punakawan
SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:KEJAWEN - 27 Juni 2013 | 22:44 wib - Orang-orang yang tidak bisa dipenggak kekarepane ini dalam tindakan umumnya akan lebih banyak grusa-grusu tanpa petung dari pada melakukan langkah-langkah taktis yang strategis.

Kita perlu hati-hati dalam mengawali langkah dan sebaiknya melakukan analisa situasi, sebelum bergerak: Misalnya dengan mereview kembali “Kekuatan, Kelemahan, Ancaman dan Peluang, atau mengikuti pitutur seperti telah ditulis dalam Serat Wulangreh: Deduga, Prayoga, Watara dan Reringa.

Orang yang kehendaknya tidak bisa dicegah memang jelas-jelas sulit dikendalikan. Lain lagi dengan orang yang hangat-hangat tai ayam: Kalau sedang semangat justru mudah diatur, sepanjang kita pandai memotivasi. Tetapi kalau tai ayamnya sudah tidak hangat lagi (dan tai ayam hangatnya tidak lama), maka ia tidak bisa diapa-apakan lagi. Menjadi sama dengan orang yang kehendaknya tidak bisa dicegah tetapi pengertiannya terbalik: Yang satu ini tidak bisa digerakkan.

Gambaran orang-orang grusa-grusu demikian pula orang yang dhong-dhongan dalam paribasan Jawa dapat dilihat pada beberapa contoh di bawah:

1. Orang yang grusa-grusu: Kaduk wani kurang deduga yaitu menggambarkan orang yang terlalu berani (kaduk wani) tetapi kurang perhitungan (kurang deduga), Durung pecus keselak besus yaitu menggambarkan orang yang belum punya kompetensi tetapi sudah punya keinginan macam-macam. Hasilnya akan mengecewakan. Ibarat buah belum masak, keburu dipetik. Rasanya tidak akan enak. Berikutnya adalah Nggege mangsa, yaitu “Banyu gege” adalah air yang digunakan untuk memandikan bayi (supaya cepat tumbuh kembang). Nggege mangsa adalah orang yang berupaya memendekkan waktu dari yang seharusnya. Maunya biar cepat beres, tetapi hasilnya belum tentu baik. Berikutnya adalah Ora angon kosok, yaitu kosok: Tali untuk memetik rebab (alat musik Jawa seperti biola). Maksudnya melakukan sesuatu tanpa melihat waktu yang pas. Yang terakhir adalah gemblung jinurung edan kewarisan, yaitu gemblung, edan: gila, jurung: Setuju, pengertiannya: nekad tetapi untung atau ugal-ugalan tetapi selamat. Tentunya paribasan ini jangan dijadikan pegangan untuk berbuat nekad. Hal-hal diluar dugaan selalu ada, tetapi tidak banyak. Baiknya kita normatif saja.

2. Orang yang hangat-hangat tai ayam: Rog-rog asem, yaitu Rog: menggoncang; Rog-rog: menggoncang-goncang, maksudnya adalah orang yang pada awalnya menggebu-gebu. Berikutnya adalah mbalung usus, yaitu Balung: Tulang, sifatnya keras, kaku; Usus: sifatnya ketika kenyang keras, ketika lapar kendor, artinya orang yang punya sifat “mbalung usus”, maka tulangnya bersifat seperti usus, tidak selamanya kenceng, justru banyak kendornya.

Ditinjau dari aktifitas geraknya, maka dua jenis manusia ini jelas aktif bergerak. Yang grusa-grusu akan segera berkiprah, tanpa pikir panjang, pokok berani, cepat selesai, cepat petik hasil dan tidak bisa dicegah. Sementara orang kedua tidak kalah cekatannya. Ia akan segera mengambil langkah-langkah dengan semangat penuh tetapi hanya pada awalnya saja. Habis itu ia kembali tidur, kembali kepada semangat dhong-dhongannya, kembali kepada sifat angin-anginannya. (Eko Wahyu Budiyanto/CN37)

Untuk berita terbaru, ikuti kami di Twitter twitter dan Facebook Facebook
Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com
Dapatkan SM launcher untuk BlackBerry http://m.suaramerdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad

SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:KEJAWEN - Grusa-grusu Lan Angin-anginan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar