Rabu, 07 Agustus 2013

Indonesia Ikut Pameran Seni Rupa di Italia



Selasa, 16 Juli 2013 | 18:35 WIB

Kota Venice, Italia. | SHUTTERSTOCK

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia turut dalam pameran seni rupa "55th International Art Exhibition of the Venice Biennale" atau yang lebih dikenal dengan "The Venice Biennale 2013" di Kota Venice, Italia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (16/7/2013), mengatakan, pihaknya turut melakukan kunjungan kerja ke Italia, khususnya ke Paviliun Indonesia yang tampil di acara pameran itu.

"Yang paling penting adalah peningkatan citra Indonesia sebagai negara yang memiliki kekuatan seni dan kreativitas, dan diplomasi melalui seni rupa merupakan soft power yang luar biasa kuatnya," kata Mari.

Mari menilai tampilnya Indonesia di ajang Venice Biennale memiliki nilai strategis untuk mengenalkan dan mempromosikan salah satu sektor ekonomi kreatif Indonesia yang tengah dikembangkan, yaitu seni rupa kontemporer Indonesia berkelas dunia.

Melalui pameran karya seni rupa kontemporer ini, Menparekraf mengatakan, Indonesia ingin menunjukkan bahwa negaranya merupakan subyek praktik seni rupa dunia yang cukup diperhitungkan.

"Seni rupa yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Indonesia serta kesejahteraan para pelakunya. Sudah waktunya kita membawa seni rupa Indonesia ke dunia dan menunjukkan potensi Indonesia di sektor ekonomi kreatif ini.

Selain itu, melalui pameran seni rupa Venice Biennale ini, lanjut Mari, Indonesia dapat mengundang minat wisatawan dunia karena jutaan wisatawan yang datang ke Venice ingin melihat pameran termasuk datang ke paviliun Indonesia.

Tampilnya karya seni rupa Indonesia yang difasilitasi oleh Kemenparekraf dan didukung oleh beberapa instansi pemerintah dan institusi swasta kali ini sangat berbeda dengan keikutsertaan Indonesia pada pameran Venice Biennale sebelumnya yang hanya diwakili oleh individu ataupun galeri.

Karya seni rupa kontemporer Indonesia ditampilkan dalam satu area seluas 500 meter persegi. Paviliun ini berada dalam anjungan utama di area Arsenale sehingga menarik perhatian para pengunjung pameran dan para wisatawan yang datang dari seluruh dunia.

Paviliun Indonesia melibatkan Soedarmadji Damais sebagai komisioner dan Achille Bonito Oliva sebagai Wakil Komisioner, Carla Bianpoen dan Rifky Effendy sebagai kurator, dan diproduksi oleh PT Bumi Purnati Indonesia yang dipimpin oleh Restu Imansari Kusumaningrum bekerja sama dengan Change Performing Arts (Indonesia-Italia).

Bahkan karena karyanya ditampilkan di Venice Biennale, seniman Sri Astari mendapat undangan untuk memamerkan karyanya juga di festival bergengsi di Italia yaitu Festival Spoleto baru-baru ini.

Terfavorit

Andrea Del Mercato, Direktur Jenderal Venice Biennale, yang menyambut dan mendampingi kunjungan Menparekraf ke lokasi pameran Venice Biennale mengatakan bahwa Pavilliun Indonesia merupakan salah satu pavilliun terfavorit pada ajang Venice Biennale 2013 ini karena mencerminkan jati diri bangsa Indonesia.

"Dalam sehari biasanya dikunjungi oleh sekitar 100 orang pengunjung serius yang berhenti lama dalam mengapresiasi dan menikmati karya-karya seni rupa di Paviliun Indonesia tersebut dan pada hari-hari puncak bisa memperoleh 500-600 pengunjung," kata Mercato.

Paviliun Indonesia kali ini turut pula merepresentasikan karya seni rupa dari Asia, karena di ajang "55 th International Art Exhibition of the Venice Biennale" hanya ada beberapa negara, seperti Saudi Arabia dan Iran, yang tampil total dalam satu paviliun besar seperti paviliun Indonesia.

Pameran yang berlangsung selama enam bulan dari 1 Juni hingga akhir November 2013 ini akan dikunjungi jutaan penggemar seni rupa dunia, termasuk wisatawan yang datang ke kota Venice yang setiap tahun mencapai puluhan juta.

Menparekraf menambahkan, kehadiran paviliun Indonesia kali ini diharapkan mampu meningkatkan citra Indonesia sebagai negara yang unggul dalam seni budaya kontemporer karena basis warisan budaya yang kuat serta kreativitas yang luar biasa.

"Dampak positif yang diharapkan selain keuntungan langsung kepada para seniman yang ikut adalah minat wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Selain itu lebih-lebih dari seribu media cetak dan elektronik dari berbagai negara mengekspos kegiatan selama pameran berlangsung," kata Mari. 

Sumber : Antara
Editor : I Made Asdhiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar