Seni Budaya Nusantara - Rabu, 09 Maret 2014 - 21:06 WIB
TEMBANG LARA SADANE
Karya: Slamet Priyadi
suara gemericik air
yang membentur batu
di kali Sadane itu
seperti untai nada-nada
do re do mi do fa do re mi fa
senandung ungkapan lara
tentang jernihnya air yang ternoda
oleh bermacam jenis sampah
yang berbaur bau anyir darah
Karya: Slamet Priyadi
suara gemericik air
yang membentur batu
di kali Sadane itu
seperti untai nada-nada
do re do mi do fa do re mi fa
senandung ungkapan lara
tentang jernihnya air yang ternoda
oleh bermacam jenis sampah
yang berbaur bau anyir darah
unggas-unggas potong
yang tak henti melolong
yang tak henti melolong
jerit kematian hilang
nyawa
dimangsa vampir-vampir penguasa
Bumi Pangarakan, Bogor
Minggu, 9 Maret 2014
dimangsa vampir-vampir penguasa
Bumi Pangarakan, Bogor
Minggu, 9 Maret 2014
SEBIDUK CINTA
Karya: Slamet Priyadi
aku bukanlah kamu
kamu bukanlah aku
aku adalah aku
kamu adalah kamu
sebelum kita ada
aku tak ada
kamu juga tak ada
kemudian kita ada
aku ada kamu pun ada
lalu kita pun berjumpa
tapi tak pernah bertegur sapa
saat aku ke sana
justru kamu kemari
saat aku ke sini
justru kamu ke sana
selanjutnya kita pun jadi
ke sana dan kemari
kemari dan ke sana
saling berputar
saling berbalik
berbalik dan berputar
kamu bukanlah aku
aku adalah aku
kamu adalah kamu
sebelum kita ada
aku tak ada
kamu juga tak ada
kemudian kita ada
aku ada kamu pun ada
lalu kita pun berjumpa
tapi tak pernah bertegur sapa
saat aku ke sana
justru kamu kemari
saat aku ke sini
justru kamu ke sana
selanjutnya kita pun jadi
ke sana dan kemari
kemari dan ke sana
saling berputar
saling berbalik
berbalik dan berputar
berputar dan berbalik
dan pada akhirnya
kita pun saling bicara
bersentuh kata
bersentuh rasa
bersentuh jiwa
bersentuh raga
bersama-sama dalam biduk asmara
bersama-sama arungi samudra cinta
Bumi Pangarakan, Bogor
Sabtu, 08 Maret 2014
GELORA RASA KAMA
Karya: Slamet Priyadi
mood ku terbelenggu di kutup kalbu
lebam
membiru berwarna kelabu
tak ada lagi yang bisa terejawantah
tak ada lagi rangkai kata-kata indah
tak ada lagi yang bisa terejawantah
tak ada lagi rangkai kata-kata indah
yang bisa ku ukir di atas
batu jiwa
karena semuanya pecah
terbongkah
menjadi kerikil-kerikil sukma
terlempar jauh di alam kembara
atma pikiran diri pun sirna maya
bersama sang bidadari pelipur lara
yang lama bersemayam di dalam garwa
gelorakan rasa-rasa kama
kembara nun jauh bersauh keluh
dan rindu itu pun tak bisa lagi terbuka
sebab rantai belenggu di relung jiwa
ikat kuat kesenduan jiwa
Bumi Pangarakan, Bogor
Sabtu, 08 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar