Seni Budaya Nusantara - Sabtu, 08 Juni 2014 - 20:06 wib
DIMANAKAH HUJRAH RASULULLAH?
Slamet Priyadi
Di manakah hujrah tempat Nabi
Hidup dengan segala kesederhanaan diri?
Di manakah hujrah tempat Nabi
Sering menerima wahyu dari Ilahi Rabbi?
Di manakah gerangan tempat Nabi?
Berfikir dan selalu merenung diri
Mengatur siasat dan muslihat
Untuk kebahagiaan umat
Dari dunia hingga sampai akhirat
Di manakah gerangan pintu hujrahnya?
Yang senantiasa terbuka bagi fakir miskin
papa
Di manakah tempat Nabi makan bersama khadamnya?
Di manakah gerangan tempat Nabi?
Menambal gamis dan terompanya yang robek
terkikis
Di manakah gerangan lapik Nabi?
Tempat tidur bebaring saat susah,senang dan
sakit
Di manakah dapur Nabi yang pernah tak
berasap?
Di manakah jenazah Nabi dibaringkan?
Saat kaum muslimin tua, muda, laki dan
perempuan
Baris berjejer ucapkan selamat perpisahan
Dengan air mata yang bercucuran
Di mana...? Di mana...? dan di mana...?
Sekarang tempat bersejarah itu sudah lenyap
Hujrahnya yang asli sudah tak ada lagi
Dan tak mungkin lagi bisa dijumpai
Berganti dengan hujrah yang penuh kemewahan
Yang berhias emas, bertahtakan mutu manikam
Tak ada lagi wajah kesederhanaan
Seperti yang diajarkan Muhammad Nabi akhir
zaman
Dalam doanya beliau memohon kepada Tuhan
“Ya, Allah! Janganlah jadikan kuburku
Sebagai berhala yang disembah orang.”
Sungguhlah besar artinya
Sungguhlah mendalam maknanya
Andaikan semua itu masih ada
Dipelihara seperti semula
Dapat dilihat dan dikenang sepanjang masa
Oleh setiap umat Islam yang menziarahinya
Bumi Pangarakan, Bogor
Sabtu, 08 Jun. 2014 – 14:56 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar