Seni Budaya Nusantara
Sabtu, 27 Febuari 2016 - 16:31 WIB
Sabtu, 27 Febuari 2016 - 16:31 WIB
6
|
Wawang Dhrêshttâyumnârabhasa mamêki sang dwijawara.
Sinantwa ҫri Dharmmâtmaja hila-hilâmöki ri siraa.
Têhêrmangdhik manbunjcangaken i harêp ҫri Kurupati.
|
6
|
Kala itu, dengan cepat Drestajumena membinasakan
Dorna dengan memenggal kepala. Melihat perlakuan itu, Yudistira anak dewa
Darma berkata kepada Drestajumena: “Berdosalah membunuh seorang pendeta!”
Tetapi Drestajumena tak menghiraukan hal tersebut, bahkan ia berulang-ulang
melempar-lempar kepala Dorna ke atas dengan penuh kegirangan.
|
7
|
Rikan pakrak sang ҫri Kurupati lumumpat kakêtêran.
Tumon tênnddas wipreҫwara kapugutan sâmpun apasah.
Tuwin sang yodhêng Pânddawa makin amuk ҫighra
gumulung.
Umambah sakwehning balaganna lawan Krawakula.
|
7
|
Sang raja Kurupati melompat sambil berteriak keras.
Hatinya dicekam rasa ketakutan dan rasa amarah yang teramat sangat demi
melihat dan menyaksikan kepala pamannya, sang pendeta Dorna yang sangat
dihormatinya itu. Akan tetapi Drestajumena tak menghiraukan kemarahan sang
raja Kurupati. Ia malah melempar kepala Dorna ke muka sang raja Kurupati.
Sementara para prajurit Pandawa semakin bersemangat
daya tempurnya dengan kematian Dorna. Mereka terus dengan dahsyatnya
menyerang secara bergelombang kepada seluruh pasukan Kurawa.
|
8
|
Aneka ng mâtyatinnddih atitih atap len gaya kuda.
Karês-rês tingkahning ratha kari têkap sang para
ratu.
Krêpâcâryya mwang Karnna ҫakuni lawan ҫalya malayû.
Makering sang Duryyodhana binuru pimrih kinucupan.
|
8
|
Banyak sudah para prajurit Kueawa yang menjadi
korban, terbunuh di medan pertempuran. Mayat-mayat mereka saling bertumpukan,
ada yang tertindih bangkai gajah dan kuda yang juga ikut tewas dalam
pertempuran itu. Ya, keadaannya sungguh sangat mengerikan. Pendeta Krepa,
Sangkuni, dan raja Salya telah melarikan diri dari medan pertempuran
menyertai raja Suyudana yang dikejar-kejar dan diserang oleh pasukan pilih
tanding orang-orang Pandawa.
|
9
|
Ddatêng tâҫwatthâmâtanya karannaning ҫirnna malayû.
Krêpâjar dang hyang Dronna sira mati sâmpun
kapugutan.
Têkapning Dhrêshttadyumna rabhasamanginnddit
ҫirahira.
Sinangganyângdhik manggutukakên i sang Korawa pati.
|
9
|
Pada saat itu datang Aswatama, putera terkasih sang
pendeta Dorna, bertanya kepada mereka, kenapa mereka melarikan diri dan
pasukannya mengalami banyak kehancuran? Krepa menjawab pertanyaan Aswatama,
bahwa Dorna telah gugur perlaya, mati dipenggal kepalanya oleh Drestajumena
di atas keretanya saat jatuh pingsan, dan kepalanya dilemparkan ke arah raja
Kurupati.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar