Kamis, 10 Maret 2016

KAKAWIN BARATAYUDA PUPUH XXI ( 6 - 10 )

Blog Ki Slamet 42 : "Seni Budaya Nusantara
Kamis, 10 Maret 2013 - 21:05 WIB

ADIATI KARNA

KAKAWIN BHARATAYUDA
 PUPUH 21 ( 6 – 10 )
KARNA PANGLIMA PERANG KURAWA
 


Transkripsi
Terjemahan Bebas
6
Iti nâ wuwus Rawisutâpuhara parama garjjite haji.
Kinire tikang sajinirâstwakêna balapati Suyodhana.
Ulahing kulêm amet pasanggrahan.
Padda ҫigra tan sipi halêpnya têkapi pasamûhaning damar.
6
Demikian kata Karna, putra dewa Surya, yang menimbulkan kegembiraan luar biasa raja Kurupati, Suyudana. Sang Kurupati pun berencana mengadakan upacara saji keberkahan untuk Karna yang diangkat sebagai panglima perang Kurawa. Lampu-lampu menyala dengan bermacam warna menimbulkan keindahan yang luar biasa.
7
Ri harêp watêk ratu wiҫesha Rawisuta seddeng winûrshita.
Abhirâma sâmpun asilin wêddihan ajênu lûd mabhûshanna.
Dwija ҫaiwa sogata maҫânti jumaya-jaya ҫâҫwatânira.
Rajatâdi dakshinna pawehnira sumaji sakeng Suyodhana.  
7
Di hadapan raja-raja terkemuka, Karna dinobatkan sebagai panglima. Ia nampak perkasa setelah setelah mengenakan pakaian dengan perhiasan yang indah. Para pendeta Siwa dan Budha mengucapkan puji-pujian dengan menyerukan kemenangan dan keselamatan kepada Karna. Raja Kurupati Suyudana memberi perembahan berupa perhiasan perak yang indah.
8
Tekâ tang pasanggraha mareng para ratu têkaning balâdhika.
Pisalin dulurnya saha dâna kanaka rajtâdi bhojana.
Rawiputra tushtta kaparan tikang a bhimata tanggwaneng laga.
Ulahing saranta mijileng samara sêmunirârddha niҫcara.
8
Persiapan yang diperlukan bagi raja-raja dan para pemimpin angkatan perang sudah disediakan. Begitu pun hadiah-hadiah yang berupa mas, perak, makanan, dan sebagainya. Karna, putra dewa Surya sangatlah puas hatinya dengan penghargaan yang diberikan raja Suyudana kepadanya dalam rangka memperkuat persiapan sebagai panglima perang Kurawa agar di medan pertempuran mendapat kemenangan.
9
 Pangadeҫani ngwang i manahnira lihatira mûlaning sumö.
Ri patêmwaning laga wuwusnira n antulunga wânya mangjêlag.
Pangucapnirân pabangunâmbêking atanaga nâgateng bhaya.
Tuhu yogya kahyanana saphala lâgipangdaha.
9
Perasaan yang penuh rasa puas dan kegembiraan hati Karna nampak dari ekspresi wajahnya. Dia berkata dan berjanji, akan membantu dan bertempur sendirian. M engobarkan dengan penuh semangat daya tempur yang tidak memikirkan bahaya. Bahkan nyawa pun akan dipertaruhkan demi kebesaran nnegara Astina.
10
Nghing ikang lanâwêdi balâ nrêpa Rawisuta kepwaning naya.
Rika durnimitta haji rakwa rahina wêngi lot panangҫaya.
Wuwusing pinannddita lawan tênung ng hala tuduhnya nityaҫa.
Inicap sumiddhi lagi mithya tang amagêhakên turung tepet.
10
Namun tentara Karna, masih dalam rasa takut dan kebingungan yang teramat sangat yang menteror keadaan jiwa mereka. Perkataan dari para ahli nujum dan pendeta memberikan pertanda dan petunjuk yang tidak baik. Pada awalnya mereka mengatakan bahwa Karna akan berhasil, akan tetapi mereka berpendapat bahwa pertempuran tidak bisa mendapatkan kemenangan dengan hanya dilakukan seorang diri sebagaimana dikatakan Karna.



Pustaka :
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparto
Kakawin Bharata-Yuddha, Bhratara – Jakarta 1968

Ki Slamet 42
Bumi Pangarakan, Bogor
Jumat, 10 Maret 2016 – 20:33 WIB
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar