Sabtu, 05 Maret 2016

“KAKAWIN BHARATAYUDA” PUPUH XX ( 24 – 25 )

Ki Slamet 42 Blog : "Seni Budaya Nusantara
Minggu, 06 Maret 2016 - 08:11 WIB


Pandita Dorna

“KAKAWIN BHARATAYUDA”
PUPUH XX ( 24 – 25 )
GUGURNYA PANDITA DORNA


TRANSKRIPSI


TERJEMAHAN BEBAS
24
Lumud yan meh râtrya ng kiranna tunggang acala.
Ya hetu ҫri Pânnddâtmaja mulih angungsir kuttanira.
Nda mangka sang yodheng Kuru muwah umungsir kutta huwus.
Ya tângde tistisning ranna lagi timohlining arunna
24
Saat menjelang tengah malam, cahaya bulan laksana naik ke puncak-puncak bukit. Sebab itulah pasuka Pandawa kembali mencari perlindungan dalam perkemahannya yang telah diperkuat penjagaannya. Demikian pula di pihak pasukan Kurawa yang juga telah kembali ke dalam perkemahan mereka. Hal ini menyebabkan medan pertempuran menjadi sepi dan lengang.

25
 Saat menjelang tengah malam, cahaya bulan laksana naik ke puncak-puncak bukit. Sebab itulah pasuka Pandawa kembali mencari perlindungan dalam perkemahannya yang telah diperkuat penjagaannya. Demikian pula di pihak pasukan Kurawa yang juga telah kembali ke dalam perkemahan mereka. Hal ini menyebabkan medan pertempuran menjadi sepi dan lengang.

25
Keadaan medan pertempuran setelah ditinggalkan kedua belah pihak yang bertempur menimbulkan rasa belas kasihan yang mendalam. Pohon-pohonya menyerupai wanita yang ketakutan, bergemetaran seperti orang yang ditinggalkan kekasihnya ke medan perang. Daun-daunnya berguguran seperti kain-kain merah yang sobek mengalirkan bau anyir darah yang kesemuanya menyerupai dewi lautan yang menjelma ke dalam pohon-pohon tersebut.



Pustaka :
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparto
Kakawin Bharata-Yuddha, Bhratara – Jakarta 1968

Ki Slamet 42 :
Bumi Pangarakan, Bogor
Minggu, 06 Maret 2016 2016 – 07:50 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar